Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." (Kis 1:10-11).
Dalam Kitab Kisah Para Rasul, para rasul dengan tegas mengatakan, bahwa mereka adalah “saksi-saksi Kebangkitan Yesus” (Kis 2:32 ; 3:15 ; 5:32 ; 10:41 ; 13:31). Pernyataan ini tidak didasarkan pada perasaan yang samar-samar atau penglihatan yang diragukan, melainkan pada “bukti-bukti” yang diberikan Yesus kepada para rasul-Nya setelah kebangkitan-Nya dan yang disinggung dalam Injil-injil.
Bilangan “empat puluh” sangat penting, diilhami oleh jumlah minggu, yaitu empat puluh minggu, di mana seorang anak berada lama rahim ibunya, maka bilangan empat puluh yang simbolik menunjukkan sekaligus saat-saat cobaan pertumbuhan dan saat kematangan, ini merupakan saat penantian hidup baru.
Selama empat puluh hari di padang gurun, Yesus mempersiapkan diri untuk melaksanakan pengutusan-Nya sebagai penyelamat, begitupun juga selama empat puluh hari para murid mempersiapkan diri untuk menerima Roh Kudus dan menjalankan pengutusan mereka sebagai saksi. Di Yerusalem para murid akan memperoleh tempat pendaftaran dalam Roh Kudus yang akan menjadikan mereka manusia baru. Roh yang melayang-layang di atas air pada hari-hari pertama penciptaan (Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air - Kej 1:2), akan turun ke atas mereka dan menganugerahi mereka pembebasan baru. Gereja, yang mana mereka menjadi “tiang-tiang” adalah pertama-tama dan terutama karya Roh Kudus. Dalam Rohlah para rasul akan memperoleh kekuatan untuk menjadi saksi-saksi dari Dia yang dibangkitkan.
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8). Lukas meringkas kerangka geografis dari kitab Kisah Para Rasul, bersama dengan itu, ia menunjukkan bagaimana dinamika Perjanjian Lama diganti dengan kematian dan kebangkitan Yesus. Dalam halaman-halaman pertama kitab Kejadian, ditulis bahwa langit dan bumi milik Allah : Ia adalah Pencipta dan segala sesuatu adalah milik-Nya.
Dengan panggilan Abraham dan perjalanan Musa, kita menemukan bahwa di dalam alam raya ada suatu negeri yang secara khusus telah diberkati oleh Tuhan, yaitu Tanah Terjanji ; ketika Daud menetap di Yerusalem, kota ini menjadi kota Daud dan sekaligus juga menjadi kota Allah. Oleh pemazmur dikatakan, “Tuhan lebih mencintai Yerusalem dari pada segala kediaman Yakub” (Mzm 87:2) dan di Kota Suci ini terdapat kenisah yang telah disiapkkan Allah sebagai kediaman-Nya (Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. - 1 Raj 8:29). Dengan demikian, secara berangsur-angsur, Tuhan berjalan bersama dengan umat-Nya, menerangi jalan dengan Sabda-Nya, semua mata tertuju ke Yerusalem dan Kenisah.
Ketika orang-orang menghancurkan Kenisah yang sejati (Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." - Yoh 2:19), yaitu kemanusiaan Putra dengan menyalibkan-Nya, Allah memancarkan hidup dari kematian dan sejak itu suatu semangat baru keluar dari Yerusalem menuju wilayah-wilayah lain dari Tanah Terjanji (Yudea dan Samaria) dan dari Tanah Terjanji sampai ke ujung bumi. Masing-masing Injil dengan caranya sendiri berakhir dengan pengutusan para murid. Dengan cara yang sama, dari halaman-halaman pertama Kisah Para Rasul, Yesus memperingatkan Gereja-Nya akan tuntutan-tuntutan tugas perutusan. Saat gereja atau bahkan kelompok kecil umat berhenti melaksanakan tugas perutusan-Nya, maka Gereja itu atau kelompok umat itu bukan lagi Gereja Kristus.
Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. (Kis 1:9). Yesus menambah lagi “bukti-bukti” kebangkitan-Nya bagi mereka yang dipanggil menjadi saksi kebangkitan-Nya (Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. – Kis 1:3), tetapi sekarang Dia harus membiarkan para murid sendiri memahami makna kebangkitan. Pada penampakan yang terakhir, yakni pada saat kenaikan-Nya, Ia menyampaikan kepada mereka arti dari seluruh wejangan-Nya, bahwa Ia datang dari Bapa dan akan kembali kepada Bapa, tetapi Ia kembali tidak sendirian, melainkan akan membawa serta “orang-orang tawanan” (Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." - Ef 4:8) yang dibebaskan-Nya dari kuasa kegelapan dan dihantar ke dalam Kerajaan Terang (Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih - Kol 1:13), Ia pergi untuk mempersiapkan tempat bagi kita, sehingga di mana Dia berada kita pun berada di situ (Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. - Yoh 14:2-3).
Untuk sementara para murid berada di dunia tempat mereka harus memberi kesaksian mengenai Kerajaan Allah yang didirikan Yesus, suatu Kerajaan yang tidak seperti kerajaan duniawi yang mendasarkan diri pada kekuasaan dan uang (Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. - Luk 22:25-26), melainkan suatu Kerajaan Kasih, keadilan dan damai. Kerajaan ini tidak terdapat di atas langit, tetapi sudah ada di tengah kita (Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." - Luk 17:20-21) dan bertumbuh terus setiap saat bilamana kita membiarkan diri dipimpin oleh Roh Allah.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
Best regards,
KMK Tarakanita