Wednesday, June 15, 2011

Carolus Borromeus

Hi teman-teman.. *\(^^)/*
apa kabar?? luar biasakah?? hha..

Kali ini kami ingin menulis sekilas tentang "Carolus Borromeus".
Apa yang terlintas ketika kalian mendengar nama "Carolus Borromeus"??? 

Seorang Santo? yup! benar..
nama salah satu rumah sakit?? yup! bisa juga..
atau malah ga terlintas apapun di benak kalian?? (-____-") no problem, akan Kami jelaskan..



Jadi.. "Carolus Borromeus" itu adalah seorang Santo.. Beliau adalah Santo pelindung dari Suster-Suster Kongregasi cinta kasih Santo Carolus Borromeus (atau yang biasa dikenal dengan suster-suster CB) yang didirikan oleh Bunda Maria Elisabeth Gruyters.


Para Suster CB ini mengabdi untuk pelayanan masyarakat, baik itu pendidikan.. sosial.. ataupun kesehatan.
Untuk pendidikan, para Suster CB mendirikan sekolah-sekolah. Untuk wilayah Indonesia didirikan beberapa sekolah, dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, AKS & Sekolah Tinggi yang dikenal dengan nama Tarakanita, Stella Duce, Sint Carolus dan Santo Yosef, yang tersebar di Palembang, Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Ruteng, Larantuka, Kupang, Sorong, Merauke, Dili (Timor Leste).

Sedangkan untuk karya pelayanan kesehatan Para Suster CB mendirikan Rumah Sakit,  di Jakarta ada RS Sint. Carolus, di Yogyakarta : RS Panti Rapih, RS Panti Nugroho, RS Panti Rini, dan RS Elisabeth, di Bandung : RS Borromeus, serta poliklinik-poliklinik yang tersebar di daerah-daerah dimana Kongregasi CB berada. Para Suster CB berkarya di bidang kesehatan di kota-kota : Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Denpasar, Ruteng, Larantuka, Sorong, Merauke, Dili (Timor Leste).
Banyak banget yah karya pelayanannya??
(Now, back to the point.. )
Seperti yang telah disebutkan tadi jadi kalian sekarang sudah tahu kan.. Bahwa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari Tarakanita (Kampus kami) adalah milik dari suster kongregasi cinta kasih Santo Carolus Borromeus.
Maka dari itu.. kami ingin memperkenalkan sekilas tentang Santo Carolus Borromeus pelindung kami.. (^^)

Check this out :
                                         St. Carolus Borromeus


Carolus Borromeus dilahirkan di Arona, Lombardia pada 
tanggal 2 Oktober 1538.
Ayahnya adalah seorang bangsawan, dan ibunya keturunan 
de Medici. Pada usia 7 tahun, Carolus belajar pada 
sekolah biara dimana ia menerima jubah pakaian 
rohaniwan. Pada jamannya hal seperti itu merupakan suatu 
hal yang lumrah. Pada usia 21 tahun ia lulus cum laude untuk 
studinya di bidang hukum Gereja 
dan Sipil. Setahun kemudian ia diangkat menjadi kardinal 
oleh pamannya, Paus Pius IV, dan menjadi sekretaris 
negara. Bentuk nepotisme dan hal-hal yang buruk lainnya, 
selanjutnya ditentang keras oleh Carolus sendiri dengan 
melaksanakan keputusan Konsili Trente (1545-1563). 

Bertentangan dengan keinginan keluarganya, Carolus 
ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1563. Beberapa 
bulan kemudian ia ditahbiskan menjadi uskup dan diangkat 
menjadi uskup agung Milano. 


Carolus memperoleh tempat dalam jajaran para pembaharu 
Gereja, berkat ketekunannya melaksanakan keputusan
pembaharuan dari Konsili Trente. 
Carolus mendirikan seminari-seminari, memajukan studi, 
membenahi tata tertib biara, mendirikan ordo dan kongregasi,
menulis hukum Gereja lengkap dan menyusun undang-undang
pastoral.
Carolus terkenal karena sikap hidupnya yang tidak lekat 
pada hal-hal duniawi, pertobatannya yang radikal serta 
penyangkalan dirinya yang kuat. 
.
Akibat kegagalan panen di Lombardia pada tahun 1570, banyak orang menderita kelaparan. Carolus tampil sebagai organisator yang disegani, sekaligus seorang penolong yang penuh pengabdian. 
Pada tahun 1576, wabah pes yang melanda keuskupannya menelan korban ribuan jiwa. Carolus dicatat dalam sejarah sebagai gembala yang melayani para penderita pes dan yang rela mengorbankan harta kekayaannya untuk meringankan penderitaan orang sakit dan miskin. 
Pada malam hari tanggal 3 November tahun 1584, Carolus wafat pada usia 46 tahun. Ia dimakamkan di Katedral Milano.


Ok. sekian postingan kami kali ini.. semoga bermanfaat.. :)

best regards,

KMK Tarakanita

Thursday, June 2, 2011

Power of Prayer

DOA BAPA KAMI

JANGAN katakan BAPA...
Jika Anda tidak berlaku sebagai 'anak' setiap hari...

JANGAN katakan KAMI...
Jika hidup Anda penuh dengan 'keegoisan'...

JANGAN katakan YANG ADA DI SURGA...
Jika yang Anda pikirkan adalah 'perkara duniawi' semata...

JANGAN katakan DIMULIAKANLAH NAMA-MU...
Jika Anda tidak 'menghormati dan memuliakan' Allah
sebagaimana mestinya...

JANGAN katakan DATANGLAH KERAJAAN-MU...
Jika yang Anda obsesikan hanyalah 'keberhasilan duniawi' semata...

JANGAN katakan JADIKANLAH KEHENDAK-MU...
Jika yang Anda lakukan hanyalah 'apa yang Anda inginkan'...

JANGAN katakan BERILAH KAMI REJEKI...
Jika Anda tidak 'peduli' terhadap orang yang sedang kesusahan...

JANGAN katakan AMPUNILAH KESALAHAN KAMI...
Jika Anda masih menyimpan 'dendam' pada orang lain...

JANGAN katakan JANGAN MASUKKAN KAMI KE DALAM PENCOBAAN...
Jika Anda tidak berniat 'berhenti berbuat dosa dan bertobat'...

JANGAN katakan BEBASKAN KAMI DARI YANG JAHAT...
Jika Anda tidak sungguh-sungguh tegas 'menolak kejahatan'...

JANGAN katakan AMIN...
Jika Anda tidak sungguh-sungguh dengan doa 'BAPA KAMI' ini...



~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Berdoalah sepenuh hati Anda dengan tulus dan penuh dengan penghayatan..
Biarlah doa Anda menjadi berkat. Bukan hanya bagi diri Anda.. 
Tapi juga sesama..
Berdoalah sepenuh hati tanpa kepalsuan seperti mereka :



~ BENEDICAT NOS DEUS  ~


Best regards,
KMK Tarakanita

Yesus diangkat ke surga..

Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga." (Kis 1:10-11).



Dalam Kitab Kisah Para Rasul, para rasul dengan tegas mengatakan, bahwa mereka adalah “saksi-saksi Kebangkitan Yesus” (Kis 2:32 ; 3:15 ; 5:32 ; 10:41 ; 13:31). Pernyataan ini tidak didasarkan pada perasaan yang samar-samar atau penglihatan yang diragukan, melainkan pada “bukti-bukti” yang diberikan Yesus kepada para rasul-Nya setelah kebangkitan-Nya dan yang disinggung dalam Injil-injil.

Bilangan “empat puluh” sangat penting, diilhami oleh jumlah minggu, yaitu empat puluh minggu, di mana seorang anak berada lama rahim ibunya, maka bilangan empat puluh yang simbolik menunjukkan sekaligus saat-saat cobaan pertumbuhan dan saat kematangan, ini merupakan saat penantian hidup baru.

Selama empat puluh hari di padang gurun, Yesus mempersiapkan diri untuk melaksanakan pengutusan-Nya sebagai penyelamat, begitupun juga selama empat puluh hari para murid mempersiapkan diri untuk menerima Roh Kudus dan menjalankan pengutusan mereka sebagai saksi. Di Yerusalem para murid akan memperoleh tempat pendaftaran dalam Roh Kudus yang akan menjadikan mereka manusia baru. Roh yang melayang-layang di atas air  pada hari-hari pertama penciptaan (Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air - Kej 1:2), akan turun ke atas mereka dan menganugerahi mereka pembebasan baru. Gereja, yang mana mereka menjadi “tiang-tiang” adalah pertama-tama dan terutama karya Roh Kudus. Dalam Rohlah para rasul akan memperoleh kekuatan untuk menjadi saksi-saksi dari Dia yang dibangkitkan.

Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8). Lukas meringkas kerangka geografis dari kitab Kisah Para Rasul, bersama dengan itu, ia menunjukkan bagaimana dinamika Perjanjian Lama diganti dengan kematian dan kebangkitan Yesus. Dalam halaman-halaman pertama kitab Kejadian, ditulis bahwa langit dan bumi milik Allah : Ia adalah Pencipta dan segala sesuatu adalah milik-Nya.

Dengan panggilan Abraham dan perjalanan Musa, kita menemukan bahwa di dalam alam raya ada suatu negeri yang secara khusus telah diberkati oleh Tuhan, yaitu Tanah Terjanji ; ketika Daud menetap di Yerusalem, kota ini menjadi kota Daud dan sekaligus juga menjadi kota Allah. Oleh pemazmur dikatakan, “Tuhan lebih mencintai Yerusalem dari pada segala kediaman Yakub” (Mzm 87:2) dan di Kota Suci ini terdapat kenisah yang telah disiapkkan Allah sebagai kediaman-Nya (Kiranya mata-Mu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan: nama-Ku akan tinggal di sana; dengarkanlah doa yang hamba-Mu panjatkan di tempat ini. - 1 Raj 8:29). Dengan demikian, secara berangsur-angsur, Tuhan berjalan bersama dengan umat-Nya, menerangi jalan dengan Sabda-Nya, semua mata tertuju ke Yerusalem dan Kenisah.

Ketika orang-orang menghancurkan Kenisah yang sejati (Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." - Yoh 2:19), yaitu kemanusiaan Putra dengan menyalibkan-Nya, Allah memancarkan hidup dari kematian dan sejak itu suatu semangat baru keluar dari Yerusalem menuju wilayah-wilayah lain dari Tanah Terjanji (Yudea dan Samaria) dan dari Tanah Terjanji sampai ke ujung bumi. Masing-masing Injil dengan caranya sendiri berakhir dengan pengutusan para murid. Dengan cara yang sama, dari halaman-halaman pertama Kisah Para Rasul, Yesus memperingatkan Gereja-Nya akan tuntutan-tuntutan tugas perutusan. Saat gereja atau bahkan kelompok kecil umat berhenti melaksanakan tugas perutusan-Nya, maka Gereja itu atau kelompok umat itu bukan lagi Gereja Kristus.

Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. (Kis 1:9). Yesus menambah lagi “bukti-bukti” kebangkitan-Nya bagi mereka yang dipanggil menjadi saksi kebangkitan-Nya (Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. – Kis 1:3), tetapi sekarang Dia harus membiarkan para murid sendiri memahami makna kebangkitan. Pada penampakan yang terakhir, yakni pada saat kenaikan-Nya, Ia menyampaikan kepada mereka arti dari seluruh wejangan-Nya, bahwa Ia datang dari Bapa dan akan kembali kepada Bapa, tetapi Ia kembali tidak sendirian, melainkan akan membawa serta “orang-orang tawanan” (Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." - Ef 4:8) yang dibebaskan-Nya dari kuasa kegelapan dan dihantar ke dalam Kerajaan Terang (Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih - Kol 1:13), Ia pergi untuk mempersiapkan tempat bagi kita, sehingga di mana Dia berada kita pun berada di situ (Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. - Yoh 14:2-3).

Untuk sementara para murid berada di dunia tempat mereka harus memberi kesaksian mengenai Kerajaan Allah yang didirikan Yesus, suatu Kerajaan yang tidak seperti kerajaan duniawi yang mendasarkan diri pada kekuasaan dan uang (Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan. - Luk 22:25-26), melainkan suatu Kerajaan Kasih, keadilan dan damai. Kerajaan ini tidak terdapat di atas langit, tetapi sudah ada di tengah kita (Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." - Luk 17:20-21) dan bertumbuh terus setiap saat bilamana kita membiarkan diri dipimpin oleh Roh Allah.
 
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)


Best regards,
KMK Tarakanita